Kamis, 14 April 2011

TATTWA JNANA

oleh:  SUMANTRE INENGAH



2.1 Sifat ketuhanan dalam tattwa jnana
Tattwajnana penyusunannya menggunakan bahasa jawa kuna, yang disusun dalam bentuk bebas (gancaran). Tattwajnana merupakan dasar semua tattwa. Tattwajnana sangat baik untuk dipahami dan dipelajari karena tattwajnana membicarakan tentang betapa menderitanya menjelma dan (mengetahui jalan) untuk kembali pada asal mula, sehingga lepas dari proses kelahiran sebagai manusia.
Tattwajnana membahas mengenai ajaran yang dimulai dengan dua unsure universal yang ada di alam raya ini yaitu Cetana dan Acetana. Cetatana adalah adalah unsure kesadaran yang disebut dengan berwujud bersih-hening, cerdas, selalu ingat, tidak pernah lupa, selalu sadar, tanpa putus dan tanpa akhir. Itu berkedudukan diatas. Sedangkan Acetana berkedudukan dibawah. Berwujud lupa, tidak pernah ingat. Bagaikan gumpalan batu dan yang sejenisnya walaupun sama kerahasiaannya, dan keutamaanya dan sama-sama luput dari suka duka tetapi karena cetana itu yang menyusup-masuk-menembus-melingkupi azas yang ada dibawah tidak dapat masuk azas yang ada di atas, maka azas yang diatas dikatakan lebih utama.
Ketika cetana dan acetana tersebut bertemu, maka lahirlah semua yang ada ini. Tetapi jika kedua azas itu berpisah, alam semuanyapun tidak ada, bagai lenyapnya mimpi di saat bangun tidur pisah dengan kantuk. Cetana dan acetana itulah yang disebut Siva Tattwa dan Maya Tattwa.
Paramasiwa tattwa adalah kesadaran yang kepertama, paling luhut da paling utama. Itualh yang sesungguhnaya bersih hening dan tidak tercemar oleh sesuatu apapun. Ia langgeng karena tidak ada perubahan, tidak lahir, tua, dan mati seta tidak ada masalalu dan masa yang akan dating. Tenang tidak ada gerak tidak kocak tidak mengalir, dan tidak berjalan, bukan sabda dan juga bukan rabaan, bukan rupa, bukan rasa, dan juga bukan bau. Ia juga bulan prihal, maka tidak dapat mendengar, merasakan, melihat mencium dan memikirka-Nya. Sungguh sempurna karena keterbatasan, karena penyakit dan umur.

Ia bukan termasuk dalam lingkaran lahir-hidup –mati. Ia bukan adalah bilangaNya, karena bukan sedikit dan juga bukan banyak. Ringkasnya, Ia tidak ada berwujud sesuatu yang memiliki lawan. Bersih hening tidal memiliki suka dan duka.
Sadasiwa tattwa ialah kesadaran yang kedua, berada di bawah parama siwa, juga sama berwujud gaib suci tanpa noda. Ia adalah hidupnya segala yang hidup, gurunya guru. Ia yang selalu dipuji puji, di muliakan, di junjung dan di renungkan  oleh para pemikir dan  para rohaniawan, walaupun benar-benar sama kenirwana-Nya dan suci tanpa celaan-Nya.
Artinya : segala apa yang di kehendaki dan dikerjakan-Nya, seketika itu terjadi. Kebrhasilan itu dinamakan Padmasana. Jika diartikan, mirip, artinya tempat duduk teratai yaitu tempat duduk terbuat atau berupa teratai. Padmasan di namakan Cadusakti.

2.2 Prosses penciptan alam semesta menurut ajaran tatwa jnana
Didalam penciptaan alam semesta diajaran tatwa jnana yang mempengaruhi adalah tri guna, guna lahir dari atma perwujudan tutur (kesadaraan) dan lupa(ketidak sadaran) bertemunya tutur dan lupa disebut pradana purusa, hal itulah yang menyebabkan lahirnya guna.
Proses pertama penciptaan alam semesta pada saat tri guna bertemunya dengan citta maka lahirlah budi, dan dari lahirnya budi lahirlah ahangkara, ahang kara dibedakan menjadi tiga yaitu : ahangkara wai kreta, tai jasa dan bhutadi.
Ahang kara waikreta mengadakan manah dan dasendria (pancadria dan pancakarmendria). Ahangkara butadi mengadakan panca tanmantra dari panca tanmantra lahir panca mahabhuta. Sedangkan ahangkkara taijaasa membantu kerja ahangkara waikreta dan bhutadi. Bercampurnya panca maha bhuta dengan guna melahirkan andhabhuwana, sepeti sapta loka(alam atas) dan patala(alam bawah).
Bhatara siva menyusupi alam semesta dengan kria saktinya kemudian manusia diciptakan. Ketika atma berhubungan dengan ahamkara menimbulkan panca tanmantra, panca mahabhuta dan manah. Hubungan atma dengan manah menyebabkan atma dibedakan menjadi lima yang disebut panca atma. Bhatara siva yang menempati seseorang akan memiliki atma wisesa atma wisesa ia yang memiliki bayu, sabda idep, berbeda dengan binatang tidak memiliki atma wisesa. Semuanya ini ada pada manusia dan diberikan kesadaran pada atma yang berbeda-beda menurut atma yang berada alam surya dan jagra tidak terpengaruh subha dan asubha karma tetapi di alam susukta. 



 DAFTAR PUSTAKA
 

Djlantik, I K.  2008.  Aji Sangkya. Widya Dharma. Denpasar.

1 komentar:

  1. The Wizard of Odds Casino site - Lucky Club Live
    Wizard of Odds luckyclub.live Casino. The Wizard of Odds Casino website is a website that hosts a free daily newsletter from The Wizard. Get up to date

    BalasHapus